Empat hari ini, 23 s.d. 26 April 2012 merupakan hajat besar bagi kelas IX SMP Islam Al-Irsyad Gandrungmangu khususnya dan semua SMP/Mts di seluruh Indonesia pada umumnya. Betapa tidak, mereka harus berkonsentrasi penuh menghadapi Ujian Nasional yang merupakan penentu kelulusan bagi mereka.
SMP kami mengkarantinakan anak-anaknya selama 1 minggu untuk mempersiapkan menghadapi ujian agar memperoleh hasil yang maksimal. Dimana dalam kegiatan itu, siswa belajar bersama yang dipandu oleh ustadz dan ustadzah yang berkopenten didalamnya. Pembelajaran dilaksanakan 2 tahap, yaitu pembelajaran 1 pada pukul 16. 00 setelah sebelumnya melaksanakan sholat ashar berjamaah di masjid Al-Islaah Gintungreja yang merupakan masjid milik sekolah. Pembelajaran 1 berakhir pada pukul 17.30 WIB. Pembelajaran tahap 2 dilaksanakan pada pukul 20.00 s.d. 21.30.
Bukan hanya pembelajaran itu saja, namun siswa juga dibekali dengan bimbingan spiritual seperti: melaksanakan sholat secara berjamaah, sholat qiamul lail dan berdoa bersama. Untuk menjaga fisik para siswa, kami memberikan suplemen penjaga daya tahan tubuh menjelang tidur. Di pagi hari siswa mendapatkan susu dan telur.
Harapan kami, siswa lebih siap secara mental dan percaya diri dalam mengerjakan soal.
Bunyi bel yang menandakan masuknya para siswa membuat para siswa dan pengawas siap memasuki ruangan. Lain halnya dengan para ustadz/zh yang menjadi panitia disekolah, mereka mulai merasakan ketegangan, tidak henti-hentinya mengucapkan doa agar para siswa di beri kemudahan dalam menghadapi ujian.
Waktu terus berlalu, 2 jam waktu berputar kali ini terasa lebih cepat jika dibandingkan hari-hari sebelumnya. Entah apa perasaan yang ada di benak para siswa saat ujian, yang pasti ustadz dan ustadzah merasa gundah saat menunggu proses ujian yang sedang berlangsung. Heningnya ruang ujian membuat suasana semakin nyata yang menambah kegundahan mereka.
Tak terasa bel panjang tanda selesai ujian pun berbunyi. Satu per satu siswa mulai keluar ruangan. Dengan tak perlu komando, para siswa langsung menghampiri ustad dan ustadzahnya yang telah menunggu. Dengan berbagai raut wajah mereka mulai menceritakan apa yang mereka rasakan dan lakukan selama ujian. Tanpa menunggu giliran, mereka bersahut-sahutan menceritakannya. Dengan hati yang gundah ustadzah hanya tersenyum, mendengarkan dengan sesekali memberikan jawaban dari beberapa pertanyaan yang mereka lontarkan.
Mendengar cerita anak-anak yang sebagian besar mengatakan soal banyak yang mereka anggap mudah, rasa gundah pun sedikit terobati. Harapan ustad/ustadzah pun membias positif. Namun yang terpenting usaha mereka yang penuh dengan kesungguhan membuat hati ustad/ustadzah menjadi lebih tenang.
Semoga berhasil anak-anakku…..!!!
Terima kasih…
~~Risti/Karwo~~
SMP Islam Al-Irsyad Gandrungmangu 